BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa siswa yang menganggap bahwa matematika
merupakan pelajaran yang menarik dan menyenangkan namun ada sebagian siswa yang
merasa kesulitan dalam mempelajari
Dengan
menggunakan metode pembelajaran two stay-two stray, siswa dituntut untuk
secara aktif mempelajari sebuah konsep melalui aktivitas pemecahan masalah,
mengungkapkan ide, melakukan diskusi serta presentasi dalam sebuah kelompok
dimana setiap anggota kelompok memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Sehingga dalam kegiatan belajar pada masing-masing kelompok
tidak ada siswa yang pasif dan tidak berkontribusi.
Dengan
menggunakan metode two staytwo stray pada proses pembelajaran matematika
khususnya untuk materi transformasi geometri, suasana kelas menjadi lebih
menyenangkan sehingga siswa dapat lebih tertantang dan termotivasi untuk
belajar matematika serta hasil belajar siswa juga menjadi semakin meningkat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran ?
2.
Jelaskan pengertian metode two stay two stray !
3.
Sebutkan kelebihan dan kekurangan dari metode
two stay two stray !
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode menurut Djamaluddin dan Abdullah
Aly dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, (1999:114) berasal dari
kata meta berarti melalui, dan hodos jalan. Jadi metode adalah
jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan menurut Depag
RI dalam buku Metodologi Pendidikan Agama Islam (2001:19) Metode
berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Menurut WJS. Poerwadarminta dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1999:767) Metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.Berdasarkan definisi
di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa metode merupakan jalan atau cara
yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Jadi, metode pembelajaran adalah suatu
cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar
pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
B.
Pengertian Metode Two Stay Two
Stray
Metode two stay two stray (dua tinggal
dua tamu) adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan
kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain.
Hal ini dilakukan karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan
kegiatan-kegiatan individu.
Disebut model pembelajaran kooperatif
karena metode ini dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas
dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk
memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif
adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan
memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan
memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya,
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik
pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.
Dengan tujuan mengarahkan siswa untuk
aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan
juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman. Dalam pembelajaran ini siswa
dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika
sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa
yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Dalam
proses ini, akan terjadi kegiatan menyimak materi pada siswa.
Menurut Lie model pembelajaran two stay
two stray (Dua Tinggal Dua tamu) merupakan suatu model pembelajaran dimana
siswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompoknya, kemudian dua
siswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain
yang tinggal. Dalam model pembelajaran two stay two stray (Dua Tinggal Dua
Tamu), siswa dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap
kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Two stay two stray
ini memberi kesempatan kepada kelompok untuk mengembangkan hasil informasi dengan kelompok lainnya.
Selain itu, struktur two stay two stray ini memberi kesempatan
kepada kelompok untuk membagikan hasil kesempatan kepada kelompok lain. Banyak
kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan individu. Siswa bekerja
sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal
dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya.
C.
Ciri – Ciri Metode Two Stay Two Stray
1.
Siswa belajar dalam kelompok, secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya.
2.
Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3.
Jika di dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri
dari beberapa ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan
dalam setiap kelompok terdiri dari ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang
berbeda pula.
4.
Penghargaan lebih diutamakan pada kerjasama kelompok
daripada perorangan.
D.
Prinsip Penggunaanya
Asumsi yang digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan model pembelajaran Kooperatif tipe two stay two stray ini,
sebagai berikut:
Ø Membutuhkan kemampuan kerja tim
(kelompok) secara kooperati
Ø Untuk melatih keterampilan berpikir
kritis peserta didik
Ø Meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Ø Siswa dituntut untuk memiliki
tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Ø Membuat siswa aktif bekerja sama dalam
proses pembelajaran baik secara emosional maupun social.
E.
Kelebihan dan Kelemahan
Ø Kelebihan Metode Two Stay Two Stray
Metode pembelajaran Two stay two stray (Dua Tinggal Dua
Tamu) memiliki kelebihan antara lain:
1) Dapat diterapkan pada semua
kelas/tingkatan.
2) Belajar siswa lebih bermakna.
3) Lebih berorientasi pada keaktifan
berpikir siswa.
4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
5) Memberikan kesempatan terhadap siswa
untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman sekelompoknya
7) Membiasakan siswa untuk bersikap
terbuka terhadap teman
8) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ø Kelemahan Metode Two Stay Two Stray
Metode
pembelajaran ini pun memiiki kelemahan, yaitu :
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam
kelompok, terutama yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan
sulit untuk bekerjasama.
3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan
(materi, dana dan tenaga)
4) Seperti kelompok biasa, siswa yang
pandai menguasai jalannya diskusi, sehingga siswa yang kurang pandai memiliki
kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya.
5) Guru cenderung kesulitan dalam
pengelolaan kelas.
F.
Langkah-Langkah Penerapan
Lie (dalam Yusritawati, 2009:14) menyatakan, “Struktur Two
Stay Two Stray yaitu memberi kelompok untuk membagikan hasil dan
informasi dengan kelompok lain”. Adapun langkah-langkah pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray seperti yang
diungkapkan, antara lain:
1) Guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari
empat siswa.
Kelompok yang dibentuk pun merupakan kelompok
heterogen seperti pada pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk saling
membelajarkan (Peer Tutoring) dan saling
mendukung.
2)
Guru memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap
kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing
3)
Siswa
bekerjasama dalam kelompok beranggotakan empat orang. Hal ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam
proses berpikir.
4)
Setelah
selesai, dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk
bertamu ke kelompok lain. Struktur Two Stay Two Stray yang dimaksud
tampak seperti pada gambar berikut ini:
Struktur Two Stay Two
Stray
5)
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
6)
Tamu mohon diri
dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari
kelompok lain.
7)
Kelompok
mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
8)
Masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.
Langkah-langkah
Model Pembelajaran Kooperatif
Fase
|
Tingkah
Laku Guru
|
Fase
-1
Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase-2
Menyajikan
informasi
|
Guru
menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan.
|
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam kelompok kooperatif
|
Guru
menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Fase-4
Membimbing
kelompok bekerja dan belajar
|
Guru
membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas-tugas
mereka.
|
Fase-5
Evaluasi
|
Guru
mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempersentasikan hasil kerjanya.
|
Fase-6
Memberikan
penghargaan
|
Guru
mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
maupun kelompok.
|
Sumber: Ibrahim, Muslimin, et, al. (Trianto, 2011:48)
G.
Cara Mengevaluasinya
Menurut Van der Kley ada beberapa cara
menngevaluasi hasil belajar siswa dalam pembelajaran metode two stay two stray,
yaitu:
Ø Setiap anggota kelompok mendapatkan
nilai yang sama dengan nilai kelompok.
Ø Setiap siswa diberi tugas atau tes
perorangan setelah kegiatan belajar kooperatif berakhir.
Ø Seorang siswa atas nama kelompoknya
bisa dipilih secara acak untuk menjelaskan pemecahan materi tugas.
Ø Nilai setiap anggota kelompok ditulis
dan dibagi untuk mendapatkan nilai rata-rata kelompok.
Selain itu, cara mengevaluasi
pembelajaran dengan menggunakan metode ini dapat pula dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Ø Memberikan Quiz berupa
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk dapat mengetahui serta mengukur
pemahaman siswa dari materi yang telah dipelajari, dan
Ø Guru dapat memerintahkan kepada siswa
untuk mempraktekkan dari materi yang telah dipelajari, misalnya pada materi
translasi;
H.
Materi Matematika Yang Sesuai
Penggunaan model pembelajaran two stay
two stray tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan belajar dan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran two
stay two stray ini dapat digunakan pada semua materi pelajaran matematika termasuk
materi transformasi geometri. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam proses
pembelajaran ini merupakan hal yang penting.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat
perlu penyesuaian terhadap karakteristik siswa sehingga dapat memotivasi siswa
untuk aktif belajar dan membangun pengetahuan mereka sendiri tanpa bergantung
kepada guru yang pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar
pelajaran matematika siswa misalnya, guru dapat memilih dan menerapkan model
pembelajaran sesuai dengan modalitas belajar siswa (visual,
auditorial dan kinestatik). Dalam
hal ini, teknik two stay two stray ini bisa digunakan dalam semua mata
pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
Jadi, dari penjelasan diatas maka
penulis akan mengambil salah satu aspek materi Matematika yang dapat
menggunakan dengan metode ini, yaitu translasi (pergeseran), refleksi
(pencerminan), rotasi, dilatasi, dan transformasi linier.
Misalkan untuk materi transformasi
geometri pada pokok bahasan translasi (pergeseran) :
Translasi (pergeseran) :
Translasi
adalah transformasi yang memindahkan setiap titik pada bidang menurut jarak dan
arah tertentu. Jarak dan arah suatu transalasi dapat dilambangkan dengan gari
berarah misalnya
atau vektor
.
dalam definisi lain juga
dikatakan sbb: ranslasi (pergeseran)
adalah pemindahan suatu objek sepanjang garis lurus dengan arah dan jarak
tertentu.
jika
translasi
memetakan titik P (x, y) ke titik
P’(x’, y’) maka x’ = x + a dan y’ = y + b atay P’ (x + a, y + b ) ditulis dalam
bentuk :
contoh :
1.
Tentukan bayangan dari titik A (2, 3) oleh translasi T
= (7, 8)
2.
Tentukan bayangan dari titik A (5, 10) oleh
translasi
|
|
Jawab
1.
Bayangan dari titik A (2, 3) oleh translasi T =
(7, 8)
2.
Bayangan dari titik A (5, 10) oleh translasi
|
|
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau strategi yang
dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk
mencapai tujuan.
Metode two stay two stray (dua tinggal dua tamu) adalah
salah satu model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada
kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Hal ini dilakukan
karena banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan
individu.
Ø Kelebihan Metode Two Stay Two Stray
Metode pembelajaran Two stay two stray (Dua Tinggal Dua
Tamu) memiliki kelebihan antara lain:
1) Dapat diterapkan pada semua
kelas/tingkatan.
2) Belajar siswa lebih bermakna.
3) Lebih berorientasi pada keaktifan
berpikir siswa.
4) Meningkatkan motivasi dan hasil belajar
siswa.
5) Memberikan kesempatan terhadap siswa
untuk menentukan konsep sendiri dengan cara memecahkan masalah.
6) Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menciptakan kreatifitas dalam melakukan komunikasi dengan teman
sekelompoknya.
7) Membiasakan siswa untuk bersikap
terbuka terhadap teman.
8) Meningkatkan motivasi belajar siswa.
Ø Kelemahan Metode Two Stay Two Stray
Metode pembelajaran ini pun memiiki kelemahan, yaitu :
1) Membutuhkan waktu yang lama.
2) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam
kelompok, terutama yang tidak terbiasa belajar kelompok akan merasa asing dan
sulit untuk bekerjasama.
3) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan
(materi, dana dan tenaga).
4) Seperti kelompok biasa, siswa yang
pandai menguasai jalannya diskusi, sehingga siswa yang kurang pandai memiliki
kesempatan yang sedikit untuk mengeluarkan pendapatnya.
5) Guru cenderung kesulitan dalam
pengelolaan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, et.al, 2000, Pembelajaran Koorperatif, Jakarta
: University Press
Lie,
Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.
Melvin L. Silberman, 2007, Active
Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif
Sanjaya, Wina.(2010).Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Prenada
Media
Slavin, Robert E. (2010).Cooperative
Learning Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Bandung:
Nusa Media
Trianto. (2011).Model-model
pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivitis. Jakarta:Prestasi
Pustaka.
W., J., S., Poerwadarminta. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia pustaka utama.